Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
SABAR SA'DELO KANGGO SA'LAWASE

Move On Millenial

Seringkali kita terjebak pada kenangan masa lalu baik yang berupa kejayaan di masa lampau ataupun masa-masa kelam. Sebenarnya kedua hal tersebut memiliki dampak yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan masa depan kita. Tidak jarang orang yang suka mengungkit-ungkit kejayaan dirinya yang sebenarnya kini tak membekas dalam diri guna progress di masa mendatang.

Seseorang yang sering terjebak pada kejayaan masa lampau harus lebih berhati-hati, karena hal tersebut dapat menjadikannya terbuai akan keindahan-keindahan serta kebahagiaanya sendiri di masa lalu. Dirinya hanya mengatakan, “ah dulu saya juga pernah demikian, seperti ini, begini, begitu” dan sebagainya. Akhirnya ia merasa bahwa dirinya telah berbuat banyak dalam kebaikan atau sebuah prestasi sampai melalaikan bahwa hidup itu terus berputar dan dinamis. Hal yang terpenting sebenarnya adalah bukan siapa kita di masa lalu, namun apa yang akan kita perbuat di masa mendatang?. Jargon seperti inilah yang harus sering kita gaungkan supaya tidak menjadi pribadi yang terlena dalam hidup dengan terjebak pada masa lalu yang melalaikan.

Memang adakalanya kita perlu menengok kebelakang atau sebuah sejarah. Namun, sebuah sejarah atau masa lalu bukanlah sesuatu untuk dibangga-banggakan, melainkan untuk dijaga (jika itu berupa kebaikan) dan perlu adanya peningkatan . sedangkan hal yang seharusnya kita lakukan adalah melihat masa lalu sebagai sebuah koreksi dan standar guna memperbaiki atau menjaga kebaikan di masa depan.

Dari hal-hal diatas salah satu yang sering membuat kita terlena adalah kehidupan dunia hingga melalaikan kehidupan akhirat. Seyogyanya kita sering mempertanyakan pada diri sendiri bekal apa yang sudah kita punyai guna menghadapi alam setelah dunia? Sudah siapkah kita jika dipanggil Allah? Benarkah rumah yang kita miliki, mobil, motor serta harta lain mampu menolong kita saat malaikat izrail datang mencabut nyawa? Atau saat malaikat munkar nakir datang dengan membawa belenggu dari neraka sembari menanyai kita?

Karena Allah menciptakan kehidupan bagi manusia sebenarnya untuk lahan beribadah, bukan bermegah-megah atau bagaimana mennyempurnakan hidup di dunia dengan menumpuk-numpuk materi, sedangkan Allah menciptakan kematian bagi manusia adalah sebagai tindak lanjut alas an pertama diciptakan kehidupan, yakni sebagai follow up konsekuensi amal-amal perbuatan kita di dunia. Makah dari kita yang terbaik amalannya, dan manakah dari kita yang tidak memperdulikan amalannya.

Seperti yang tertuang dalam Q.S Al-Mulk ayat 2 yang berbunyi :

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
 Artinya : “(Dia-lah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Mulk, 2)
PON-PES AL - ISTIQOMAH
PON-PES AL - ISTIQOMAH Website resmi dari Yayasan Pendidikan Al-Istiqomah Karya Guna (YAPIKA), Tanjungsari, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, 54382.

Post a Comment for "Move On Millenial"

Pojok YAPIKA