Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
SABAR SA'DELO KANGGO SA'LAWASE

Pentingnya Akal sehat dan Hati Bersih sebagai Pondasi

"Senang atau tidak senang harus diikuti akal sehat dan hati yang bersih"

Nabi Muhammad SAW adalah manusia kasih sayang. Beliau juga dikenal sebagai “Habibullah” yang berasal dari kata “habib”, yang berarti “dia yang mencintai dan dicintai oleh Allah”. Para sufi seperti Imam Rabbani, Maulana Khalid, dan Syah Waliyullah mengatakan bahwa cinta adalah peringkat yang tertinggi.
Allah menciptakan seluruh makhluk karena cinta dan Islam telah membordir renda cinta yang lembut ini. Dalam kata-kata seorang sufi besar lainnya, cinta adalah raison d’etre (alasan keberadaan) bagi keberadaan makhluk. Tentu saja, terlepas dari semua ini, kita tidak dapat menyangkal bahwa ada unsur kekerasan dalam Islam itu ada hanya untuk mempertahankan diri. Namun, beberapa orang menganggap elemen ini, yang seharusnya sekunder, menjadi fundamental dalam Islam, padahal Islam yang sebenarnya mengajak perdamaian. Pernah teman saya yang ikut berbagi pandangan dalam hal ini mengatakan kepada saya, “Kamu berbicara kepada semua orang tanpa menentukan batasan. Hal ini pada gilirannya memecah ketegangan metafisik yang kita miliki, sedangkan dalam Islam kita diajarkan untuk memusuhi orang-orang tertentu atas nama Allah”. 

Sebenarnya, pemikiran ini berasal dari interpretasi yang salah terhadap gagasan ini. Dalam Islam, segala sesuatu yang diciptakan adalah untuk dicintai atas nama Allah. Apa yang harus kita benci dan musuhi adalah pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang kotor dan tidak bermoral, dan hujatan. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia (Q.S. al-Isra’: 70)

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا


" Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan " (Q.S Al-Isra’, 70)
Allah SWT menyebuntukan tentang penghormatan-Nya kepada Bani Adam dan kemuliaan yang diberikan-Nya kepada mereka, bahwa Dia telah menciptakan mereka dalam bentuk yang paling baik dan paling sempurna diantara makhluk lainnya.
Dalam ayat yang lain disebuntukan oleh firman-Nya:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

 “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (Q.S At-Tin: 4)
Yakni manusia berjalan pada dua kakinya dengan tegak dan makan dengan tangannya, sedangkan makhluk lainnya ada yang berjalan dengan keempat kakinya dan makan dengan mulutnya. Dan Allah menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagi manusia, yang dengan kesemuanya itu manusia dapat mengerti dan memperoleh banyak manfaat. Berkat hal itu manusia dapat membedakan diantara segala sesuatu dan dapat mengenal kegunaan, manfaat, serta bahayanya bagi urusan agama dan duniawinya.
Kita bisa mengatakan bahwa setiap orang dikaruniai kemuliaan dengan tingkatan yang berbeda-beda. Rasulullah SAW pernah melewati pemakaman orang Yahudi dan berhenti untuk memberi penghormatan. Ketika diingatkan bahwa orang yang sedang dikuburkan adalah seorang Yahudi, beliau
menjawab, “Dia manusia juga”. Beliau menunjukkan nilai yang diberikan Islam kepada kemanusiaan.

Ya, ini adalah tindakan Rasulullah SAW dalam menghormati manusia. Alasan mengapa orang-orang Islam atau lembaga-lembaga tertentu yang salah memahami Islam terlibat dalam tindakan terorisme di seluruh dunia pasti tidak ada dalam Islam, tetapi pada diri mereka sendiri, pada kesalahan penafsiran mereka dan faktor-faktor lainnya. Sama seperti Islam bukanlah agama terorisme, setiap muslim yang memahami Islam dengan benar tidak akan menjadi seorang teroris.

Meskipun secara alami ada pengecualian, penafsiran Islam oleh para ulama Turki adalah toleran. Jika kita dapat menyebarkan pemahaman Islam yang dibawa oleh pilar-pilar kasih sayang seperti Jalaludin al-Rumi dan Yunus Emre ke seluruh dunia, dan jika kita bisa mendapatkan pesan cinta, dialog dan toleransi mereka terhadap orang-orang yang haus akan pesan ini, maka orang-orang di seluruh dunia akan datang berlari ke dalam pelukan damai, cinta, dan toleransi yang kita wakili ini.
Toleransi Islam ini begitu luas sehingga Nabi SAW secara khusus melarang orang untuk bahkan mengatakan hal-hal yang bisa menyinggung perasaan orang lain. Terlepas dari semua upaya pengorbanan diri Nabi Muhammad SAW, Abu Jahal gagal untuk menjadi seorang muslim.

PON-PES AL - ISTIQOMAH
PON-PES AL - ISTIQOMAH Website resmi dari Yayasan Pendidikan Al-Istiqomah Karya Guna (YAPIKA), Tanjungsari, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, 54382.

Post a Comment for "Pentingnya Akal sehat dan Hati Bersih sebagai Pondasi"

Pojok YAPIKA